Senin, 03 Agustus 2009

HUDAN (baca PeTunJuK)


Dalam suatu kesempatan di pengajian malam Jum’at ustadz Abdullah Sa’id Allahuyarhamhu menstressing tentang bagaimana pentingnya Hudan atau Petunjuk dalam kehidupan kita tertutama para aktivis da’wah. Terkadang ada sesuatu yang dianggap spele namun karena hal itu dilakukan berdasarkan ‘hudan’ atau petunjuk dari Allah, maka sesuatu itu memiliki makna dan manfaat yang bisa dirasakan oleh alam di sekitarnya, dan ada juga suatu perkerjaan dianggap sebagai perkerjaan raksasa sehingga menyedot anggaran yang tidak kecil, tapi dilakukan bukan karena petunjuk atau hudan dari Allah swt maka perkerjaan itu atau hasil dari pekerjaan itu tidak memiliki dampak positif bagi alam sekitarnya, bahkan cenderung memberikan pengaruh negative yang kadang dirasakan secara langsung maupun secara bertahap.

Saya sadar, dengan gaya saya sekarang ini dalam mengetik atau menulis tentang refleksi ceramah beliau tentang hudan ini, yang begitu santai, tidak nampak ciri perjuangan, tidak akan memiliki dampak yang positive bagi minimal orang yang membacanya. Namun saya yakin, banyak hal atau sesuatu yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh di luar Islam, yang akhirnya menjadi penyebab datangnya hidayah bagi yang lain, karena hudan adalah hak prerogative Allah, yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan hudan juga berbentuk hasil dari sebuah pencarian, dimana ketika seorang membuka dirinya atau ketika hudan itu masuk ke dalam dirinya lantas dia jaga dengan sepenuh jiwanya, maka hudan itu akan menjadi sebuah hasil yang akan memberikan dampak positive yang luas bagi alam sekitarnya. Perkara hudan adalah perkara besar yang harus diupayakan dan dijaga semaksimal mungkin. Karena tanpa hudan hidup kita tidak akan bermakna, ibarat seorang buta kehilangan tongkatnya, ibarat seorang musafir yang berjalan di atas sahara luas namun petunjuk jalannya meninggalkannya entah kemana, sementara dalam keadaan bingung, panas tak kunjung surut tertutup awan, hawa panas menjelma menjadi bara api yang mengeringkan tenggorokan, begitu tersiksa, tersiksa karena kebingungan dan tersiksa karena ketidaknyamanan dalam bergerak. Terpasung oleh alam.

Ya terkadang hudan datang seperti seorang tamu yang diharapkan kedatangannya begitu lama, lalu datang dan Cuma sekedar mengetok rumah, bincang-bincang sebentar minum segelas susu lalu pergi lagi tak tahu kapan akan datang kembali, sekedar membawa kabar gembira lalu hilang entah kemana, ada juga hudan yang datang seperti seorang penguji, datang dengan pakaian lusuh dan papa, mengetok rumah dengan aroma yang tidak mengasikkan, lalu pergi setelah kita tolak karena tidak sesuai yang kita harapkan. Pergi entah kemana dan sepertinya tidak mau kembali lagi, padahal jangka waktu menunggu yang telah kita buat sangat terasa begitu lama dan kepergiannya membuahkan sebuah penyesalan dan keputusasaan. karena untuk menunggu kedua kalinya walau dengan waktu yang lebih pendek tapi rasanya akan terasa lebih lama.

Hudan adalah sesuatu yang mahal, yang seharusnya kita jaga lebih dari menjaga harta kita, lebih dari menjaga keluarga kita, lebih dari segala-galanya. Semoga kita terpilih untuk senantiasa hudan itu mampir memberikan pemaknaan, dorongan dan kesejukan dikala kita mencoba untuk menyelami, menghayati, mentadabburi, dan melakoni ayat-ayat Allah baik yang tersurat dalam Kitab-Nya maupun yang tersirat di alam semesta ini. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat Waktu ..... Dalam Setiap Aktivitas