Rabu, 07 Mei 2008

THE ‘TUJUAN’

Setiap hari kita mendapatkan ujian, dan ujian itu selamanya pasti diperuntukkan untuk peningkatan kualitas kita, ada ujian yang harus dilewati dengan kejelasan waktu dan usaha, ada yang hanya sekedar diberikan harapan-harapan, namun ada pula yang bersifat random (kabur).

Kalau ujian yang kita dapatkan memiliki tujuan jelas, maka walau harus dengan susah payah, bisa kita usahakan. Dan kita menjalaninya dengan penuh keyakinan, bahwa apa yang telah kita lakukan bukanlah hal-hal yang sia-sia. Contohnya; ujian di sekolah, ujian UMPTN, dan lain-lain. Istilahnya begini “berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian” artinya “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”

Jika ujian yang harus kita lewati tujuannya hanya berupa harapan-harapan, seperti jika kita belajar maka kita akan pintar, jika kita berusaha dari sekarang kita akan sukses atau jika kita menabung sekarang kita akan kaya. Maka ini dibutuhkan keyakinan tinggi untuk menenangkan perasaan kita, butuh banyak mencari alasan untuk menguatkan keyakinan tersebut. Karena di sana-sini akan banyak cobaan untuk dapat merubah apa yang sedang kita usahakan.

Nah, jika jika ujian yang harus dilewati tujuannya random (kabur), ini merupakah hal perlu diperhatikan dengan cermat. Jangan-jangan ini hanya menjadikan diri kita berada dalam kelalaian yang berkepanjangan. Contohnya; bergadang malam hari, duduk dipinggir jalan dan berjalan tak tentu arah. Oh iya satu lagi, orang yang mengikuti ujian sekolah namun tidak punya tujuan apa-apa kecuali lulus. Loh kok bisa termasuk random? Kan tujuannya untuk lulus?!. Begini …….. coba bayangkan bagaimana jika kamu ingin bertemu sesuatu, namun kamu hanya duduk di tempat tidur kamu, tanpa usaha kecuali menunggu. Nah pasti jawabannya ‘kalau ada syukur, kalau tidak ada ya apa boleh buatlah.’ Bukankah ini random. Mencari kucing dalam karung di tempat yang gelap, dan ………. Ternyata kucingnya belum ada di dalam karung tersebut.

Oh iya, ngomong-ngomong ada lo, orang yang mengatakan bahwa; surga itu tergantung rahmatnya Allah. Jadi walau torang-torang (kita-orang) sudah sholat tapi kalau rahmatnya Allah tidak jatuh kepada kita, maka kita tidak bisa masuk surga. Kalau dipikir-pikir lebih dalam dan kita mau pertanyakan lebih dalam, maka hal itu benar-benar saja. Kenapa?. Pertama, boleh jadi sholatnya bukan karena mencari rahmat Allah, melainkan untuk memelihara ilmu kebalnya, atau untuk mencari perhatian ustadz karena sang ustadz punya anak gadis yang cuaaaantik. Kedua, boleh jadi dia sholat, tetapi tetap meyakini bahwa yang memberikan dia buanyak rezeki itu karena poto embah dukun, atau wali. Ketiga, dia sich sholat, tetapi habis sholat eh nyolong lagi. Ya pastilah dihukum dulu untuk dibersihkan. Tapi kalau kita sudah menjalankan agama berusaha sesuai dengan ajaran Nabi, niat kita tulus untuk mencari ridho-Nya. PASTI dapat rahmat Allah swt. Itu keyakinan. Kalau ragu belajar lagi lo, karena seperti yang dimaksudkan dalam ungkapan Nabi; “tinggalkan yang ragu-ragu!”

Ayo, kita berusaha sekuat tenaga meraih harapan-harapan kita, baik yang suangat jelas maupun doktrin harapan-harapan tentang surga. Bukankah kita sudah meyakininya. Kalau tidak atau ragu-ragu, pleas dong ah…… kembali ke atas. BACA LAGI maksud tulisan saya di atas.

Wallahua’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat Waktu ..... Dalam Setiap Aktivitas