Senin, 05 Mei 2008

A Freedom

Terkadang kalau dipikir, orang bebas itu enak juga. Bisa kemana saja yang dia kehendaki, bisa makan apa saja yang ia inginkan, bisa melakukan apa saya yang sesuai dengan kehendak dirinya (syahwatnya). Tapi jika dipikir lebih dalam, manusia tidak akan pernah bisa bebas secara mutlaq. Karena manusia terikat oleh presepsinya, terikat oleh ideologinya yang tertanam sejak kecil dan oleh lingkungannya, terikat oleh ambisiusnya, dan terikat oleh statusnya sebagai makhluk sosial.

Satu instrumen dalam diri manusia, yang menghalangi dia untuk bebas adalah karena memiliki akal –walaupun dalam kenyataan banyak memilih mengikuti instingnya. Akal yang akan memilihkan jalan hidupnya. Apakah dia ingin mengikuti presepsi yang terbentuk semenjak kecil atau mengikuti kebenaran yang dibenarkan oleh akalnya ketika menimbang suatu alasan. Begitu ada ungkapan mengikuti, berarti ada pengabdian. Dan akan ada benturan dengan orang lain yang mengikuti jalan lain. Yang itu mengakibatkan pertempuran, baik itu pertempuran logika hingga pertempuran yang menyebabkan darah.

Artinya; semua manusia tidak akan pernah bisa bebas mutlaq. Takkan bisa melakukan apa saja yang ia miliki dengan tenang. Pasti disana ada pertentangan, pasti disana ada rintangan, baik dari diri sendiri maupun dari pihak lain. Begitu manusia keluar dari satu pilihan maka akan masuk dalam pilihan lain, begitu manusia keluar dari satu komunitas maka akan masuk dalam komunitas lain, begitu manuisa keluar dari presepsinya maka akan masuk dalam presepsi lain, begitu manusia keluar dari aturan agamanya maka manusia akan masuk dalam aturan agama lain, dan begitu manusia tidak menghamba kepada Allah maka dia akan masuk dalam penghambaan diri kepada lainnya.

Sebenarnya tulisan saya sekarang ini ingin membahas tentang dibatasinya gerak seseorang karena rasa takut dan sakit, namun terlalu jauh membahasa masalah kebebasan diatas. Tapi saya pikir itu juga perlu. Namun di sana sini saya yakin banyak hal yang mungkin perlu didiskusikan. Saya tetap perlu masukan dan kritikannya.

Ada pertanyaan menarik begini, apakah enak atau tidak, jika seorang yang harusnya bisa bersendiri dalam kegelapan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan ‘alone,’ dimana dia bisa mengekplorasi dirinya tanpa adanya pujian dan cercaan, tanpa adanya gangguan dari pihak lain, lantas karena takut atau sakit dia tidak bisa melakukannya. Mending kalau Cuma sakit, namun kalau disebabkan hanya karena takut. Dan apalagi ketakutan itu tidak berdasar, maksudnya hanya karena takut sama hantu rekaya orang, itu sebuah masalah besar, bukan.?

Jadi berusahalah untuk menghadapi rasa takut anda selama 2 hari di kuburan, 5 hari di tengah gelap, dan 10 hari dikamarmu sendiri, insya Allah rasa takut yang selama ini dominan, bisa menjadi ringan. Atau bisa dikalahkan dengan idealisme, ambisisme untuk merebut masa depan. Ah…………… Cuma canda.

Yang penting, jika masih bisa dilawan kenapa tidak.?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingat Waktu ..... Dalam Setiap Aktivitas