Senin, 31 Agustus 2009

Agama Cinta


Seperti yang anda ketahui tentang cinta, gula jawa terasa coklat, pahit terasa manis, racun bagai madu, tak ada jauh, tak ada lelah, luasnya lautan kan disebrangi, tingginya gunung kan didaki, cerewetnya calon mertua tak terpeduli, sampai hukum agama tak bisa membatasi.
Cinta memang kejam, namun tak semua yang kejam dijauhi. Bila dia datang maka semua kan berubah. Merubah hidup, merubah rasa, merubah hati, bahkan merubah akal.
Banyak orang karena cinta menjadi buta. Mata melihat tapi yang dilihat cuma cinta, sejauh mata memandang, sebesar apa yang dipandang, lagi-lagi yang dipandang hanya cinta. 
Cinta itu indah. Cinta itu suci, Cinta itu anugrah, Cinta itu fitrah.
Bila cinta datang maka tak perlu kenal. Bila ia datang maka tak perlu segala. 
Cinta itu datang bukan dari mata, bukan dari hati, bukan dari telinga, dia datang langsung membuai, dia datang langsung membelai, dia datang langsung merangsang, dia datang tak pakai salam. Iya ….. cinta adalah anugrah.
Rabiah al adawiyah, adalah tokoh cinta, salah satu tokoh diantara para pecinta. Cintanya tulus sehingga tak peduli kecuali kepada yang tercinta. Ia melihat rembulan bukan sekedar cahaya berbentuk dikala malam, ia melihat matahari bukan hanya silau disiang hari, ia melihat api bukan panasnya, ia melihat air bukan riaknya, ia melihat sesuatu bukan sifatnya. Ia melihat dengan cinta, ia merasa dengan cinta, ia beribadah karena cinta. Neraka bukanlah penghalang, sorga bukanlah tujuan, karena neraka dan sorga tak ada dalam cinta.
Banyak orang yang beralasan untuk meninggalkan agama karena Rabiah, banyak orang yang meninggalkan ibadahnya karena Rabiah, banyak orang yang berhukum pada Rabiah, banyak orang mengganti agamanya menjadi agama cinta, ‘agama’ Rabiah.
Tapi Rabiah hanyalah Rabiah, ia adalah manusia, manusia pecinta. Cinta tak bisa diukur hanya dengan kata. Cinta hanya bisa dikenal karena perjuangan. Dan cinta Rabiah tak kan bisa mengalahkan cinta Muhammad.

Saya takut cinta kita hanyalah kata-kata munafiq yang menghias bibir untuk dikabarkan kepada orang supaya mengganti agamanya menjadi agama cinta. Namun cinta itu sendiri kita tidak mengenalnya sebagaimana Rabiah mengenal cinta.

Rabiah saya mencintaimu, namun cintaku pada Muhammad lebih besar. Tapi …… cintaku tak sebesar perjuanganku. Astagfirullah.

NB : Rabiah Al-Adawiyah adalah tokoh sufi yang beribadah dengan ibadah yang tetap mengikuti ajaran Muhammad Rasulullah saw. Bukan orang yang keluar dari Islam.

Jumat, 28 Agustus 2009

Kebaikan dan Kebajikan


1. Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya. Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawat Al Qur'an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)

2. Jangan meremehkan sedikitpun tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria (senyum). (HR. Muslim)

3. Barangsiapa dibukakan baginya pintu kebaikan (rezeki) hendaklah memanfaatkan kesempatan itu (untuk berbuat baik) sebab dia tidak mengetahui kapan pintu itu akan ditutup baginya. (HR. Asysyihaab)

4. Kebaikan itu banyak tetapi pengamalnya (yang melaksanakannya) sedikit. (HR. Abu Hanifah)

5. Bagi Allah ada hamba-hambaNya yang dikhususkan melayani kebutuhan-kebutuhan orang banyak. Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang itulah yang aman dari azab Allah. (HR. Ath-Thabrani)

6. Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR. Bukhari).

7. Barangsiapa memperoleh suatu yang makruf maka hendaklah menyebutnya karena berarti dia mensyukurinya, dan kalau merahasiakannya (berarti) dia mengkufuri nikmat itu. (HR. Ath-Thabrani)

8. Barangsiapa menerima suatu kebajikan lalu berkata kepada pemberinya ucapan "Jazakallahu khairon" (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan) maka sesungguhnya dia sudah berlebih-lebihan dalam berterima kasih. (HR. Tirmidzi dan An-Nasaa'i)

9. Orang yang paling berat disiksa pada hari kiamat ialah orang yang dipandang (dianggap) ada kebaikannya padahal sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali. (HR. Ad-Dailami)

10. Barangsiapa ada kelebihan tempat (tempat yang kosong) dalam kendaraan (punggung unta) hendaklah diberikan kepada orang yang tidak punya kendaraan (diajak serta), dan barangsiapa punya kelebihan bekal (perjalanan) maka hendaklah diberikannya kepada orang yang tidak punya bekal. (HR. Muslim)

11. Janganlah kamu menjadi orang yang "ikut-ikutan" dengan mengatakan "Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim". Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, "Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

ANTI-SUSILA motivation


Tidak layak seorang muslim dengan kemuliaannya; melihat, memperhatikan, mencari-cari gambar-gambar atau film-film yang mempertontokan aurat wanita, ketahuliah bahwa yang kita lihat itu adalah para pezina yang menjajakan auratnya.
 
Bayangkan jika karena seringnya kita melakukan demikian akhirnya muncul di dalam benak kita keinginan untuk bersama mereka. Bersama para PEZINA.

Sesungguhnya Islam adalah mulia, dan Islam menjadikan pemeluknya mulia, apakah bisa disamakan orang yang mulia dengan orang hina? Apakah sama yang buruk dengan yang baik?

Memangsih kalau sudah libido meluap-luap, syahwat memberontak dan kemaluan merespon dengan denyutan dan getaran yang menggelitik. Untuk menolak ajakan Syetan la (laknatullah ‘alaihi) adalah suatu pekerjaan besar dan berat. Namun mereka bukan lah tuan bagi dirimu, yang menjadi tuan bagi dirimu adalah engkau. Engkaulah yang berhak memutuskan. Cobalah untuk segera menghindar. Menghindar sejauh-jauhnya.

Di bawah ini ada ayat-ayat tentang zina, semoga membantu.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS.Al-Iraa’:32)

Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin. (QS.Annur:3)

Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Annisa:25)

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS.Aliimran:135)

Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.(QS.Al-Mu’minuun:7)
Maksudnya zina; homoseksual dan lain-lain

Yang ini hadits dari Rasulullah saw.
"Suatu malam aku bermimpi ada dua orang yang mendatangiku, lalu keduanya mengajakku keluar, maka aku pun berjalan bersama keduanya. Ternyata aku melihat ada sebuah rumah yang dibangun seperti tungku, bagian atas sempit dan bagian bawahnya luas, sedangkan di bawahnya ada nyala api. Di dalam bangunan tersebut ada kaum laki-laki dan perempuan yang telanjang. Ketika api dinyalakan merekapun berusaha naik ke atas hingga hampi-hampir keluar. Jika api redup merekapun kembali ke tempat semula. Saya pun bertanya 'siapakah mereka?' Dia menjawab, ' Mereka adalah para pezina." (Riwatat Bukhori)

Ingatlah!
Semua perbuatan menampakkan bekas sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan, dan semua perbuatan dimotivasi oleh niat-niat yang diterbitkan oleh hati, dan hati sangat rentan terhadap apa yang mengkondisikannya.

Orang yang ingin menyembunyikan kebaikan akan kurang lebih sama beratnya dengan orang yang ingin menyembunyikan keburukan. Orang yang menyembunyikan keburukan dengan kesolehan yang ditampakkan biasanya lebih sulit untuk dideteksi, dan orang yang melakukan keburukan setelah banyak melakukan kebaikan lebih mudah di cap buruk, lebih cepat diberikan stigma negative, dibandingkan orang yang melakukan kebaikan setelah melakukan banyak perbuatan buruk.

Rabu, 26 Agustus 2009

Prinsip berIslam dalam rangkaian azan


Prinsip Berislam secara garis besar sudah termaktub dalam rangkaian kata azan.
Pertama, Allahu-Akbar - membesarkan Allah. Apabila kita memperhatikan sesuatu dengan fokus maka yang lainnya akan menjadi tidak bermakna, artinya ketika didalam hati seseorang itu yang besar hanya Allah maka dia sudah bertauhid. Tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Dan dimana saja dia berada selalu dalam keadaan ingat kepada Allah. Inti ber-Islam adalah tauhid, karena dengan bertauhid maka semua amalan diserahkan dan dipasrahkan hanya kepada Allah. Urusannya hanyalah menegakkan apa yang disyariatkan oleh Allah dan apa saja yang dapat mendatangkan ridho Allah.
Kedua, “syahadatain” - berbai’at, setiap pergerakan dan organisasi apapun dan dimanapun apalagi yang berbau agama, pasti diawali dengan bai’at atau perjanjian untuk siap mengikuti ajaran dan doktrin yang menjadi landasan utama bagi pergerakan atau organisasi. Karena dengan berbaiat maka seseorang telah siap sepenuhnya diatur oleh apa yang ia telah yakini, dan ketika dia salah atau melenceng dari doktrin yang ada, teman anggota yang lain dapat mengingatkan. Kan ringankan kalau kita mengingatkan orang yang sudah kita tahu bahwa dia adalah orang kita, kalau orang lain boleh jadi akan marah.
Ketiga, hayya’ala-ssholah - processing. Setelah tauhid, Islam sangat menekankan pertingnya menebar rahmatalil’alamin, dan rahmatalil’alamin hanya bisa tercapai jika terjadi hubungan yang baik kepada Allah sebagai Sang Pengatur alam. Bagaimana mengatur alam, hal itu adalah dengan cara berqu’ran, namun untuk dapat berQur’an dengan baik pondasinya adalah Sholat, atau berhubungan kepada Allah dengan hubungan yang baik, namun tetap yang menjadi pengertian sholat disini adalah pengertian menjalankan ibadah mahdoh, karena sholat itu merupakan tiangnya agama. Sebenarnya yang diinginkan bagi penegak sholat bukan sekedar menjalankannya, namun dapat membawa nilai-nilai sholat dalam kehidupan sehari-harinya. Karena di dalam sholat terkandung nilai-nilai kebersihan, nilai-nilai social, nilai-nilai kepatuhan, nilai-nilai kemanusiaan yang menjunjung tinggi kemuliaan dan lain-lain.
Keempat, hayya’ala-l-falah - hasil. Dengan menjalankan proses secara maksimal maka akan membuahkan hasil, hasil yang dijanjikan adalah kemenangan. Tapi tidak semua kemenangan yang dijanjikan akan kita dapatkan. Karena kemenangan tidak didapat hanya dengan berkoar-koar, dengan melihat-lihat, sebagaimana janji Allah kepada bangsa Yahudi la (laknatullah ‘alaihi) terhadap tanah perjanjian. Malah nabi Musa alaihissalam yang mereka suruh masuk. 
Kelima, Allahu-Akbar dan Laa-ilaha illallah - takbir kemenganan. ketika tidak ada ikatan-ikatan yang dapat memasung kita kecuali keterikatan kepada Allah yang maha Besar, maka itulah yang disebut dengan kemenangan, kebebasan dan kemerdekaan (baca juga ; apa yang dimaksud dengan kebebasan). Dan kemenangan dalam Islam bukan malah mendatangkan kesombongan dan bangga-banggaan, akan tetapi kembali untuk menyerahkan sepenuhnya kepada pengaturan Allah swt. dan kemenangan itu pasti akan terlukis dalam pernyataan ikrar untuk senantiasa dimotivasi dan bertujuan Cuma ‘untuk’ dan ‘dari’ Allah swt semata. Wallahu a’lam


Selasa, 25 Agustus 2009

Let’s charge Our BODY posture!


Controlling our Self Talk

We talk to ourselves 50, 000 – 80, 000 times a day.

What we say to ourselves affect our performance and our results.

When we use positive words, they give us power. When we use negative words, they take away our power.

Positive Words

I will do it
I meet a challenge
I love exams
I am committed to succeed
I haven’t learned to do it
I have a learning experience
I will surely win
This is very challenging

Negative Words

I’ll try to do it
I have a problem
I hate exams
I hope to succeed
I cannot do it
I have failed
I will sure fail
This is very difficult

Controlling our Body

Your body controls your state and your thoughts!

To feel confident, put your body in position of confidence
Confident posture
Confident look on your face
Confident voice
Confident movements

To feel motivated, put your body in a motivated position
Motivated posture
Motivated look on your face
Motivated voice
Motivated movements

Whenever you feel lousy, charge your body position! This will automatically charge how you feel!

When you ACT CONFIDENT, you BECOME CONFIDENT

Posted in www.xotopia.net/category/diy-do-it-yourself.


Lima Hal yang Harus dimiliki Organisasi*


  1. 1. VISI- Arah masa depan
    2. SKILL - Keterampilan yang harus terus dipelihara, ditumbuhkan dan dikembangkan.
    3. INSENTIF- (rangsangan) berupa materi dan non materi, langsung maupun tidak langsung, diberikan secara individual maupun kelompok.
    4. RESOURCES - Sumbar daya yang cukup, mudah di dapatkan dan sesuai dengan kebutuhan.
    5. ACTION PLAN - Rencana tindakan yang tertulis, spesifik dan dipahami oleh semua pelaku yang terlibat

    Akibat negatif dari kehilangan salah satu hal di atas

    1. Tidak memiliki Visi maka akan terjadi kebingungan (CONFUSION) bagi para pelaku organisasi.
    2. Bila tidak memiliki keterampilan tertentu yang dibutuhkan dalam organisasi maka akan terjadi kecemasan (ANXIETY).
    3. Insentive kurang maka akan mengakibatkan penolakan (RESISTANCE) dari para pelaku organisasi.
    4. Tidak memiliki resources menyebabkan para pelaku organisasi prustasi (FRUSTATION)
    5. Tidak adanya action plan dapat mematikan organisasi bila sang pendiri organisasi sudah tidak ada, sehingga mengakibatkan kegagalan (FAIL) untuk mencapai tujuan berdirinya organisasi tersebut.

    * Judul asli ‘Perubahan menuntuf adanya lima (5) hal sekaligus’
      Di ambil dari buku RE-CODE YOUR CHANGE DNA dengan beberapa perubahan



Hati layaknya anak Kecil, bagai kertas putih yang harus kita warnai


Hati seperti selembar kertas putih yang harus ditoreh, karena setiap sesuatu pekerjaan yang kita lakukan dengan sadar maka hal itulah yang akan memberikan goresan kepada diri kita. Anak kecil pun demikian, apa, siapa dan bagaimana mengkondisikan mereka itulah mereka, mungkin mereka akan berubah, namun perubahan mereka tetap dihantui dengan trauma kecil mereka. Hanya orang-orang yang berjiwa besar yang ingin melakukan perubahan dan berani menjaga perubahan itulah yang bisa terlepas dari belenggu pengkondisian masa kecil mereka.

Islam tidak mengenal hukum karma, Islam lebih mengenal akan ayat yang berbicara tentang bagaimana akibat dari suatu pekerjaan, dampak dari suatu pekerjaan, baik itu pekerjaan yang mulia, maupun pekerjaan yang hina, baik itu pekerjaan kecil berkadar seberat dzarrah apalagi pekerjaan-pekerjaan besar. Pasti akan kita lihat. Marahnya kita saat ini, main matanya kita saat ini, pikiran kita saat ini yang kita biarkan melayang tak menentu arah, tontonan yang kita tonton saat ini, akan memiliki pengaruh di kemudian hari karena torehan di hati kita saat ini. Begitu pula pada anak kita. Marahnya kita kepada anak kita saat ini, belaian kita kepada anak kita saat ini, senyumnya kita saat ini, mengeluhnya kita saat ini, akan memiliki dampak yang akan kita lihat kelak dengan balasan anak kita kepada kita, sikap anak kita kepada kita, dan sikap anak kita kepada dunia di sekelilingnya.

Pantaslah Nabi saw meminta kita untuk selalu menjaga ketaqwaan, selalu berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini. Karena apa saja yang kita telah lakukan pasti akan membekas, dan bekas itu akan tampak baik dengan segera maupun akan di waktu-waktu yang akan datang.

Selasa, 18 Agustus 2009

Apa kata Allah dan RasulNya tentang fadhilah Ramadhan?


Ramadhan disebut satu kali dalam ayat AlQur’an. Ayat itu pun sekaligus menyebutkan keutamaannya. Yaitu sebagai bulan turunnya AlQur’an. FirmanNya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) AlQur’an.” (QS.2:185)

Adapun Rasulullah saw menyebutkan fadhilah bulan Ramadhan dalam banyak sabdanya. Beberapa di antaranya:

“Seandainya manusia tahu apa yang terdapat di bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengangankan agar Ramadhan itu lamanya setahun.” (HR.Ath Thabrani, Ibnu Huzaimah, Al Baihaqi)

Abdullah bin Ash-Shamit meriwayatkan, bahwa ketika bulan Ramadhan datang, Rasulullah saw bersabda: “Ramadhan, bulan penuh berkah telah datang kepadamu. Pada bulan itu Allah melimpahkan (karuniaNya) kepadamu. Dia menurunkan rahmat, menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengabulkan doa. Allah akan melihat perlombaan kalian di bulan itu dan akan membanggakan kalian di hadapan para malaikat. Maka tampilkanlah dari diri kamu yang baik-baik. Karena orang yang malang adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah pada bulan itu.” (HR. Athhabrani)

Sabdanya pula: “Barangsiapa melaksanakan shaum Ramadhan dengan dasar iman dan penuh perhitungan (mengharap ridha Allah SWT) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR.Ahmad)

Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata :

(( اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتُ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْـتَـنَبَ الْكَبَائِرَ )) [رواه مسلم]

Artinya :

“Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa selama masih meninggalkan dosa-dosa besar.” [HR. Muslim]

Hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ))

Artinya :

“Jika telah datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu Al-Jannah [Muttafaqun ‘alaihi]

Di samping itu, masih banyak lagi hadits Rasulullah saw yang berkenaan dengan hal di atas.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Saringan "kebenaran"


Suatu ketika seorang sahabat Nabi Muhammad saw ditugaskan untuk menjaga perbendaharaan baitul mal, dan ketika dalam penjagaan tersebut datanglah seorang pencuri yang berusaha untuk mengambil bahan pokok baitul mal, alhamdulillah sang pencuri dapat ditangkap sebelum sempat menjalankan niatnya tersebut. Si pencuri akhirnya dilepaskan karena berjanji untuk tidak mencuri lagi, namun sampai 2 malam berturut-turut sang pencuri pun masih melakukan hal yang sama. Di malam yang ke tiga, si pencuri mengaku bahwa dia adalah syetan dan dia akan mengajarkan sesuatu bila tidak diserahkan kepada Nabi saw. Lantas apa yang diajarkan oleh syetan?!. Pengajaran dari syetan ini di benarkan oleh nabi jika apa yang diajarkan oleh syetan itu di baca maka rumah atau tempat penyimpanan akan aman dari pencuri. 
Ilmu apapun, dari mana didapatkan, dan dari siapa, merupakan sesuatu yang wajib diketahui sejauh mana kita mampu, namun untuk menjalankan dan menyebarkan ilmu itu perlu disaring dengan saringan perinsip kebenaran. Jadi seyogyanya lah seorang yang menuntut ilmu harus dibekali prinsip kebenaran untuk dapat memilih dan memilah mana ilmu yang patut di amalkan dan yang patut ditinggalkan.
Perinsip kebenaran di dalam Islam termaktub di dalam Alqur’an, akan tetapi saat ini atau sebelumnya (mungkin) sudah banyak yang mulai menggugat kebenaran Alqur’an, padahal ketika kita menggugat Alqur’an maka tidak ada lagi patokan kebenaran yang bisa dijadikan rujukan. Dengan standar apa seorang bisa mengklaim bahwa sesuatu itu adalah sesuatu yang benar akan menjadi tidak jelas. Mungkin sebagian lain menyatakan dengan standard universal, sementara setandard universal adalah sesuatu yang masih sering bertentangan karena untuk menetapkan standard universal haruslah dikaji dari setiap tempat yang ada, dan akan berakhir pada hanya beberapa yang menjadi kesepakatan. Karena manusia ini terbina dengan kondisi, ruang dan keadaan yang berbeda.
Prinsip kebenaran adalah sesuatu yang mutlaq, dan mempertanyakan standar kebenaran akan menyebabkan kita hidup dalam keadaan ambivalence. Terombang-ambing tak jelas tujuan dan pegangan.

Mungkin persoalan yang sangat significant di dalam kehidupan masyarakat muslim, pengetahuan Alqur’an sebagai standard kebenaran belum memadai. Atau belum mengakar, nah tugas kitalah sebagai seorang da’I untuk mendakwahkan bagaimana pentingnya belajar Alqur’an, dan juga hadits Rasulullah saw.

Minggu, 09 Agustus 2009

Prinsip Hidup


Mengapa harus memiliki prinsip dalam menjalani kehidupan ini, karena dengan prinsip manusia tidak terjebak pada angan-angan kosong. “Itu bukan jalanku dan yang inilah jalanku” pemahaman akan prinsip demikian membuat diri kita akan cepat menemukan apa yang menjadi tujuan dari perjalan yang kita ingin tuju. Tanpa prinsip hidup tersebut maka kita akan sering mencoba jalan lain. Sangat syukur sekali ketika kita mencoba jalan lain disebabkan atas dasar ilmu yang membuat kita harus mencobanya. Dan alangkah meruginya bila kita sekedar mencoba sesuatu karena berdasarkan keinginan untuk merasakan saja.

Seorang anak misalnya, bila dia cepat memahami akan pentingnya suatu bacaan dan amat meruginya bila sekedar menghabiskan waktu dengan menonton tv dengan acara-acara konyol yang tidak menawarkan pengetahuan atau wawasan akan semakin cepat menemukan kesadaran diri, identitas diri dan idealisme dalam hidupnya. Dan untuk mengantarkan anak untuk cepat memahami sesuatu haruslah diantar dengan prinsip-prinsip yang terbangun dikeluarganya.

Orang tua yang memiliki komitmen atau prinsip dalam hidupnya dan mampu berkomunikasi dengan anak biasanya memiliki anak yang akan terlihat cepat dewasa (maaf dewasa disini bukan dewasa anak-anak sekarang yang sudah mulai melihat keindahan dari wanita padahal umurnya belum cukup balig). Orang tua yang memiliki komitmen atau prinsip dalam hidup namun tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan anaknya, akan terlihat sang anak biasanya lebih memilih jalan lain yang bertentangan dengan orang tuanya.

Prinsip hidup, haruslah terbangun dalam keluarga, sehingga diharapkan dengan adanya prinsip hidup itu anak kita cepat memahami manakah jalan yang harus mereka lalui dan manakah yang bukan jalan mereka.

Salah satu gambaran (mungkin) mengapa anak sampai orang tua lebih menyukai tontonan seperti spiderman, superman dan semua yang bersifat tidak masuk akal. Karena prinsip keilmuan belum mengakar di dalam kehidupan mereka. Akan tetapi kemampuan anak dalam menalar dan kedewasaan mereka untuk memahami mana yang masuk akal dan mana yang tidak bukan mengantarkan mereka untuk menjadi jago seperti mereka, lebih dari itu mereka akan mencari tau mengapa kok manusia bisa tertipu dengan angan kosong orang lain.


Senin, 03 Agustus 2009

ALQURAN ADALAH PATOKAN DASAR DALAM BERISLAM


Visualisasi sebuah perencanaan merupakan sesuatu yang mutlaq dalam management manapun, karena jika tidak memiliki visualisasi, atau gambaran yang jelas maka dalam perjalanan sesuatu kegiatan atau pembangunan akan terjadi penambahan dan pengurangan sesuai perasaan yang menjalankannya. Sedangkan adanya visualisasi saja masih ada tikus-tikus nakal yang bermain dalam memanfaatkan sumber-sumber atau material-material yang ada.

Dalam kehidupan berIslam ada visualisasi atau gambaran yang jelas bagaimana kita menjalankan ke Islaman kita, yaitu al-Qur’an dan adapula detail gambaran dari visualisasi utama bila kita mengalami pengaburan makna yaitu sunnah Rasulullah saw, walaupun sunnah Rasulullah saw ini adalah hasil dari refleksi berQur’an itu sendiri.

Jadi bila kita melihat hal-hal yang asing dalam pengamalan ajaran ini kembalikan kepada perinsip dasar tadi, ada-tidak termaktub dalam al-Qur’an dan bagaimana detail gambarannya. Jika tidak ada pasti ada penyimpangan, atau penambahan dan pengurangan yang di dalam terminology islam disebut dengan bid’ah. Karena boleh jadi hal-hal yang asing yang kita saksikan adalah karena belum sampainya kita pada pemahaman yang kamil. Apalagi kita bukanlah orang-orang yang hafal qur’an.

Prinsip Pembawa Kebenaran (dikutip dari Sirah Nabawiyah)


“Yang menambah pula dakwah itu berkembang sebenarnya karena teladan yang diberikan Muhammad sangat baik sekali: ia penuh bakti dan penuh kasih-sayang, sangat rendah hati dan penuh kejantanan, tutur-katanya lemah-lembut dan selalu berlaku adil; hak setiap orang masing-masing ditunaikan. Pandangannya terhadap orang yang Iemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan miskin adalah pandangan seorang bapa yang penuh kasih, lemah-lembut dan mesra. Malam haripun, dalam ia bertahajud, malam ia tidak cepat tidur, membaca wahyu yang disampaikan kepadanya, renungannya selalu tentang langit dan bumi, mencari pertanda dari segenap wujud ini, permohonannya selalu dihadapkan hanya kepada Allah. Dia. yang menyerapkan hidup semesta ini ke dalam dirinya dan kedalam jantung kehidupannya sendiri, adalah suatu teladan yang membuat mereka yang sudah beriman dan menyatakan diri Islam itu, makin besar cintanya kepada Islam dan makin kukuh pula imannya. Mereka sudah berketetapan hati meninggalkan anutan nenek-moyang mereka dengan menanggung segala siksaan kaum musyrik yang hatinya belum lagi disentuh iman” (haekal)



Beberapa prinsip pembawa kebenaran

  • ia penuh bakti dan penuh kasih-sayang,
  • sangat rendah hati dan penuh kejantanan, 
  • tutur-katanya lemah-lembut dan
  • selalu berlaku adil; hak setiap orang masing-masing ditunaikan.
  • Pandangannya terhadap orang yang Iemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan miskin adalah pandangan seorang bapa yang penuh kasih, lemah-lembut dan mesra.
  • Malam hari, ia bertahajud, malam ia tidak cepat tidur, membaca wahyu yang disampaikan kepadanya,
  • renungannya selalu tentang langit dan bumi, mencari pertanda dari segenap wujud ini, 
    permohonannya selalu dihadapkan hanya kepada Allah.
  • Dia. yang menyerapkan hidup semesta ini ke dalam dirinya dan kedalam jantung kehidupannya sendiri


HUDAN (baca PeTunJuK)


Dalam suatu kesempatan di pengajian malam Jum’at ustadz Abdullah Sa’id Allahuyarhamhu menstressing tentang bagaimana pentingnya Hudan atau Petunjuk dalam kehidupan kita tertutama para aktivis da’wah. Terkadang ada sesuatu yang dianggap spele namun karena hal itu dilakukan berdasarkan ‘hudan’ atau petunjuk dari Allah, maka sesuatu itu memiliki makna dan manfaat yang bisa dirasakan oleh alam di sekitarnya, dan ada juga suatu perkerjaan dianggap sebagai perkerjaan raksasa sehingga menyedot anggaran yang tidak kecil, tapi dilakukan bukan karena petunjuk atau hudan dari Allah swt maka perkerjaan itu atau hasil dari pekerjaan itu tidak memiliki dampak positif bagi alam sekitarnya, bahkan cenderung memberikan pengaruh negative yang kadang dirasakan secara langsung maupun secara bertahap.

Saya sadar, dengan gaya saya sekarang ini dalam mengetik atau menulis tentang refleksi ceramah beliau tentang hudan ini, yang begitu santai, tidak nampak ciri perjuangan, tidak akan memiliki dampak yang positive bagi minimal orang yang membacanya. Namun saya yakin, banyak hal atau sesuatu yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh di luar Islam, yang akhirnya menjadi penyebab datangnya hidayah bagi yang lain, karena hudan adalah hak prerogative Allah, yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan hudan juga berbentuk hasil dari sebuah pencarian, dimana ketika seorang membuka dirinya atau ketika hudan itu masuk ke dalam dirinya lantas dia jaga dengan sepenuh jiwanya, maka hudan itu akan menjadi sebuah hasil yang akan memberikan dampak positive yang luas bagi alam sekitarnya. Perkara hudan adalah perkara besar yang harus diupayakan dan dijaga semaksimal mungkin. Karena tanpa hudan hidup kita tidak akan bermakna, ibarat seorang buta kehilangan tongkatnya, ibarat seorang musafir yang berjalan di atas sahara luas namun petunjuk jalannya meninggalkannya entah kemana, sementara dalam keadaan bingung, panas tak kunjung surut tertutup awan, hawa panas menjelma menjadi bara api yang mengeringkan tenggorokan, begitu tersiksa, tersiksa karena kebingungan dan tersiksa karena ketidaknyamanan dalam bergerak. Terpasung oleh alam.

Ya terkadang hudan datang seperti seorang tamu yang diharapkan kedatangannya begitu lama, lalu datang dan Cuma sekedar mengetok rumah, bincang-bincang sebentar minum segelas susu lalu pergi lagi tak tahu kapan akan datang kembali, sekedar membawa kabar gembira lalu hilang entah kemana, ada juga hudan yang datang seperti seorang penguji, datang dengan pakaian lusuh dan papa, mengetok rumah dengan aroma yang tidak mengasikkan, lalu pergi setelah kita tolak karena tidak sesuai yang kita harapkan. Pergi entah kemana dan sepertinya tidak mau kembali lagi, padahal jangka waktu menunggu yang telah kita buat sangat terasa begitu lama dan kepergiannya membuahkan sebuah penyesalan dan keputusasaan. karena untuk menunggu kedua kalinya walau dengan waktu yang lebih pendek tapi rasanya akan terasa lebih lama.

Hudan adalah sesuatu yang mahal, yang seharusnya kita jaga lebih dari menjaga harta kita, lebih dari menjaga keluarga kita, lebih dari segala-galanya. Semoga kita terpilih untuk senantiasa hudan itu mampir memberikan pemaknaan, dorongan dan kesejukan dikala kita mencoba untuk menyelami, menghayati, mentadabburi, dan melakoni ayat-ayat Allah baik yang tersurat dalam Kitab-Nya maupun yang tersirat di alam semesta ini. Amin.


Apa Yang kita Banggakan, ya sobat?!


Seorang Ulama didatangi seorang utusan Raja, utusan itu menyampaikan pujian raja kepada ulama tersebut dengan mengatakan bahwa telah sampai berita tentang masyhurnya nama beliau dalam pandangan masyarakat sebagai seorang ulama yang zuhud. Ulama itupun segera menjawab dengan ungkapan yang luar biasa indahnya, bahwa kemasyhuran beliau itu karena Allah telah menutupi dosa-dosa yang dia miliki, seandainya Allah membuka rahasia akibat dosa-dosa yang ia lakukan maka sesungguhnya tidak layak bagi beliau untuk dipuji demikian.

Dari cerita ini banyak hal yang menjadi ibrah untuk kita, terutama kesadaran diri kita untuk senantiasa meng-aku dalam kelemahan di hadapan Allah Sang Zat Maha Mulia, Maha Sempurna, Maha Mengetahui apa yang tersirat dan tersurat dari detakan rasa dan pikiran kita, Mengetahui dari tipu daya motivator giatnya kita dalam mengamalkan perintah-perintah-Nya, Maha Lembut, Maha Dekat bahkan lebih dekat dari urat leher kita, Sang Penentu yang Bijaksana, Sang Hakim Adil dan Bijak, Yang Maha Penyayang dan Sekaligus Maha Keras siksa-Nya, Yang Menjanjikan Surga juga Pengancam yang menakutkan dengan azab-Nya. 


Minggu, 02 Agustus 2009

KEBEBASAN


JIka kita dalam keadaan sadar, pasti dalam kesadaran kita ada belenggu, ada pengikat. Karena ternyata setelah kita memahami sesuatu, kepemahaman kita sudah dijangkiti oleh pemahaman-pemahaman yang lain, kita tidak bebas secara mutlaq.

Kebenaran itu relative, begitu seorang filsuf yang mengatakannya dengan alasan bahwa boleh jadi di suatu tempat ada sesuatu yang dianggap benar namun di tempat lainnya hal itu dianggap tabu, atau sesuatu yang patut di jauhi.

Pemahaman akan relatifnya sebuah kebenaran, mungkin karena kesadaran kita yang diantar dengan keadaan dan doktrin-doktrin yang berbeda, atau bolehlah kita katakan bahwa wadah dalam memahami sesuatu itulah yang berbeda, bukan kebenarannya. Karena kebenaran itu satu dan bersifat universal, mudah dipahami dan dirasakan. Jadi bukanlah kebenaran yang relative, namun wadah kita dalam memahami kebeneranlah yang relative.

Banyak orang yang ingin terbebas dari ikatan hukum Tuhan, padahal bila dia menolak untuk masuk kedalam suatu pemahaman maka dia akan terjebak kepada pemahaman yang lain. Atau jika dia menolak untuk dipimpin Tuhan, maka sesungguhnya dia akan masuk dalam kepemimpinan yang dipimpin selain Tuhan. Artinya, secara haqiqi tidak ada orang yang dapat bebas secara mutlaq. Orang yang anti Tuhan dan berusaha menolak adanya Tuhan, akan tetap berada dalam belenggu-belenggu lainnya. Maka sesungguhnya orang tidak dapat berlari dari ikatan manapun. 

Nah permasalannya bukan menghindari dari ikatan, atau terbebas dari segala apapun namun yang terpenting adalah kita berjalan di atas fitrah kita, di atas kebenaran yang universal dan di atas kebenaran yang diyakini oleh hati nurani kita, bukan hanya dengan rasa kita, tapi juga dengan pikir kita, sebab akibat, pengaruh dan akal kita.

Mengapa Islam atau orang memiliki Allah dihatinya adalah orang yang disebut bebas, karena dia telah menjadikan motivasi dan tujuannya adalah karena Allah, sehingga dia berusaha untuk bertindak sesuai dengan maunya Allah, bukan maunya dirinya, yang tidak memahami akan sebab akibat, pengaruh dan dampak dari apa yang kita perbuat. Dengan beriman kepada Allah kita tidak takut lagi dengan yang lainnya. Rasa sakit yang kita rasakan adalah rasa sakit yang tidak ada artinya dibandingkan dengan anungrah yang Allah berikan, kenikmatan yang ada tidak adalah artinya dibandingkan dengan kenikmatan yang dijamin oleh Allah. Lagi pula kan sama saja apa yang dirasakan oleh orang di dunia ini, ada sedih, ada bahagia, ada luka, ada duka dan ada suka. Orang beriman pun merasakan yang sama, namun semua akan berbeda jika sesuatu yang dirasakan itu bila dikembalikan kepada Allah.

Orang yang dapat bebas secara mutlaq adalah orang yang hadir kedunia ini tanpa ada suatu apapun disisinya, atau dia hidup dalam keadaan tidak sadar. Karena begitu dia sadar sementara ada sesuatu dia temukan disisinya maka hal-hal itulah atau sesuatu itulah yang akan menjadi presepsi awal dalam menilai hal-hal lainnya.

Jadi bukanlah orang yang bebas adalah orang yang mengatakan bahwa saya bebas semau gue, kalau saya mau tidur ya tidur, eit nanti dulu bila kau ingin tidur belum tentu kamu bisa tidur bukan, begitu juga kalau ada yang mengatakan saya mau makan ya saya makan, belum tentu dia bisa makan bukan?!. Kebebasan yang ada adalah kebebasan dimana kita tidak memiliki rasa takut lagi dalam beraktualisasi diri, tidak ada lagi yang mengekang kita, tidak ada lagi yang menghalangi kita. Bisa begitu?! Tidak akan bisa, yang memiliki kebebasan seperti itu dengan kemauan bebas yang luas hanyalah Tuhan. Kenapa kita tidak bisa, karena kita ada luka, ada duka, ada suka, ada sedih, ada rasa. Kita akan merasa bebas bila kita merasa dengan Tuhan Yang Maha Merdeka. Kita akan merasa bebas dalam ke-Maha Bebasan Allah. Kita akan merasa terbebas bila kita bersandar penuh kepada-Nya. Dan mengikuti apa mau-ya, karena ternyata dibalik ke-Bebasan Allah, dibalik Kemerdekaan Allah ada Adil-Nya, ada Kebijaksanaan-Nya, ada janji baik-Nya bagi yang mengikuti mau-Nya, bila tidak ada ancaman-Nya bila kita menolak akan mau-Nya. Lantas bisa kah kita bahagia dalam kebebasan yang terikat seperti itu?! Akan sangat berbahagia, atau lebih berbahagia dibangding kita bebas dalam mengikuti perintah syahwat kita sendiri, apalagi syahwatnya orang lain, syahwatnya syetan, syahwatnya stalin, syahwatnya Hitler, syahwatnya para pendeta dan rahib, syahwatnya sendiri, syahwatnya kaum liberal, syahwatnya kaum feodal, syahwatna para pemimpin-pemimpin yang tidak bersandar kepada mau-Nya Allah di muka bumi ini.

Yang jelas dalam kehidupan di dunia ini kita tidak akan bisa terbebas dari belenggu, atau ikatan. Jika kita terbebas dari yang satu maka kita akan masuk kedalam yang lainnya. Itu merupakan aksioma, atau bahasa polosnya film-film china ‘itu merupakan kutuk kehidupan’, atau bahasa iman, itu merupakan taqdir-Nya Allah ta’ala yang memang menciptakan kita dalam iradah-Nya, penciptaan yang bertujuan. Maka ikutilah apa mau-Nya karena Dia tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun dari amalan kita.

Afdholiyat


Dalam amaliyah Islam, orang beriman meyakini akan adanya barokah, hikmah dan kebaikan-kebaikan yang terkandung dalam suatu amalan yang diperintahkan atau perbuatan yang harus dijauhi, semakin kita melakukan amalan yang diperintahkan atau kita menghindari suatu amalan yang harus kita jauhi dengan amalan yang didalamnya ada cara yang lebih utama maka didalamnya akan semakin terkandung hikmah, barokah atau kebaikan-kebaikan, baik itu yang segera kita akan rasakan secara cash, ataupun bisa jadi kita akan dapatkan di akhirat kelak.

Pernah diceritakan ada seorang anak yang – alhamdulillah – Allah mengantarkan dia untuk mendalami ilmu hingga ke luar negeri. Sang Ibu pun berpesan kepada anak ini untuk jangan lupa berdo’a, maka sang anak dengan sombongnya menjawab bahwa dia bisa saja lulus tanpa berdo’a sekalipun, karena yang membuat dia lulus atau berhasil di tempat kuliahnya bukanlah do’a namun usaha dia.

Alhamdulillah sang anak pun lulus, dan diapun menyampaikan berita kelulusannya kepada sang ibu, dia menegaskan bahwa kelulusannya bukan karena do’a, baik itu do’a ibunya maupun dia, namun kelulusannya adalah karena usaha dia. Ibunya pun menjawab, iya kamu memang lulus nak dari ujian kuliah mu tapi kamu tidak mendapatkan Tuhan nak, Allah tidak ada di dalam hati mu nak. Anak itupun dengan lantang menjawab sang ibu “untuk apa Allah harus berada di hatiku sementara saya bisa saja melakukan sesuatu tanpa bantuannya”. Ibunyapun menjawab, “untuk kamu terbebas nak, sehingga dengan kebebasan itu kamu menemukan kebahagiaan haqiqi.”

Sebenarnya jawaban ibu di atas adalah jawaban imaginer dari saya, dan untuk menjawab ini saya memerlukan satu malam untuk menjawabnya. Namun bukan permasalahan yang ‘haqiqi’ yang saya ingin bahas pada tulisan ini (pengertian ‘kebebasan’ bisa ditemukan di blog ini), namun yang terpenting sikap kita dalam ber’pastabiqulkhoirot’. 
Orang yang tidur terlentang tanpa mengikuti sunnah boleh jadi mendapatkan kenikmatan yang sama dengan orang yang tidur mengikuti sunnah Nabi, tapi ingat bobot nilai di antara orang itu berbeda. Dan bobot nilai yang ia dapatkan boleh jadi terdapat berkah yang menyembuhkan, atau mencegah penyakit, atau yang paling penting adalah satu di antaranya selalu ingat, waspada, dan hati-hati dalam menapaki kehidupan ini.

Orang yang makan dengan lahapnya tanpa mempedulikan sunnah dengan orang yang makan secara sunnah boleh jadi sama-sama merasakan kepuasan yang sama, namun orang yang melakukannya dengan sunnah akan lebih bernilai di sisi Allah. 

Dari cerita di atas, terdapat ibroh dimana seorang yang sama-sama pergi ke suatu tempat baik itu di Negara kafir maupun di Negara yang mengadopsi Islam sebagian saja, sama dalam mendapatkan kualitas keilmuan. Tapi yakinlah dampak dari ilmu tersebut, jika dia selalu merasa bahwa dia adalah hamba Allah, maka dia akan berusaha selalu usaha untuk berbuat kebajikan dan mendapatkan manfaat, - minimal – jika dia salah akan lebih mudah diluruskan, ketimbang orang yang tidak dimotivasi karena dorongan iman. 

Yang jelas dalam hidup ini selalu saja ada pilihan-pilihan, maka pilihlah pilihan yang terbaik, karena dibalik yang terbaik, dibalik yang utama ada keutamaan, ada manfaat, ada hikmah, dan ada nilai yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang memiliki iman dan yakin. Wallahu a’lam


Ingat Waktu ..... Dalam Setiap Aktivitas